7 Langkah untuk Modernisasi Legacy Application
Application modernization menjadi tren dalam beberapa tahun terakhir. Banyak perusahaan melakukan rearchitect, rebuild atau replace untuk mengupgrade legacy system yang ada di perusahaannya. Namun, sekitar 75% proses modernization ini ternyata gagal. Tanpa pengetahuan dan visi yang clear, proses ini malah menjadi masalah baru bagi sebuah perusahaan dan menghambat transformasi digital.
Guna menghindari kesalahan pada proses application modernization, artikel ini akan membahas secara detil mengapa application modernization itu penting, bagaimana hal tersebut dapat memberikan benefit kepada bisnis, hingga poin penting yang menjadi pertimbangan untuk perusahaan dalam menentukan strategi apa yang sesuai untuk memulai application modernization.
Apa itu Legacy System?
Legacy system merujuk pada software, teknologi, atau metode/bahasa pemrograman yang sudah outdated atau ketinggalan zaman sehingga tidak bisa mengikuti kebutuhan bisnis yang ada pada konteks saat ini. Jika sistem ini terus dipakai, maka dampaknya adalah cost yang besar untuk pemeliharaannya. Selain itu pula, legacy system seringkali tidak kompatibel dengan hardware atau platform software terbaru sehingga integrasinya menjadi sangat sulit atau bahkan tidak bisa diintegrasikan.
Sebuah aplikasi akan menjadi outdated ketika aplikasi tersebut menghadapi beberapa tantangan seperti:
Sulit untuk dimaintain atau update, sehingga cost IT membengkak.
Code bloat pada apps monolithic atau elemen kode yang tidak didokumentasikan yang membuatnya sulit untuk dipelajari oleh IT staff baru.
Elemen third party dari aplikasi tidak lagi kompatibel.
Aplikasi sudah tidak dapat berinteraksi dengan sistem terbaru.
Sistem sudah tidak lagi agile dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.
Mengalami isu pada sisi performa, tidak stabil, atau hambatan pada proses scaling.
Mengalami berbagai isu keamanan dan regulasi.
Pengertian Application Modernization
Legacy system modernization melibatkan proses update sistem lama dengan infrastruktur, arsitektur, dan fitur terbaru. Proses ini bukan hanya soal mengganti sistem lama, tapi juga melakukan penyesuaian kembali terhadap operasional bisnis dan tantangan yang dihadapi. Di bagian selanjutnya, kita akan membahas 7 langkah strategi application modernization untuk membantu organisasi memahami mengapa sebuah perusahan perlu untuk melakukan modernization dan memilih pendekatan mana yang paling sesuai pada masing-masing workload.
Meskipun agility selalu menjadi hal krusial dalam konteks IT, sistem yang telah didesain selama 5 hingga 10 tahun lalu tidak dapat mengantisipasi perubahan teknologi saat ini atau lingkungan kompetisi di mana bisnis beroperasi. Banyak sistem lama yang masih bersifat esensial untuk operasional bisnis, tetapi manager IT dan eksekutif menanggung beban biaya yang besar hanya untuk memelihara sistem eksisting dibandingkan benefit dan cost yang ada pada proses modernization.
Teknologi untuk Application Modernization
Saat melakukan modernisasi, biasanya sebuah organisasi akan mempertimbangkan beberapa teknologi kunci yang diantaranya adalah:
Cloud
Memindahkan atau menghosting ulang aplikasi ke public cloud, privat, hybrid, atau multi-cloud untuk mendapatkan skalabilitas, fleksibilitas, dan efisiensi biaya.
Container dan Kubernetes:
Container: Metode pengemasan yang ringan dan mudah dipindahkan untuk mendeploy dan mengoperasikan perangkat lunak di cloud.
Kubernetes: Sistem untuk mengelola dan mengotomatiskan proses container.
Microservices
Berpindah dari aplikasi monolitik ke arsitektur mikroservis, menggunakan API untuk menghubungkan layanan yang ada. Pendekatan ini meningkatkan fleksibilitas, memungkinkan organisasi untuk scale up dan beradaptasi dengan cepat.
Orkestrasi dan Otomatisasi:
Otomatisasi: Menjalankan tugas-tugas secara independen.
Orkestrasi: Mengotomatiskan beberapa tugas sebagai alur kerja, meningkatkan efisiensi penyebaran, skalabilitas, jaringan, dan keamanan.
DevOps:
Mendorong kolaborasi antara tim pengembangan dan operasional.
Memungkinkan integrasi dan penyebaran berkelanjutan, Infrastructure as Code (IaC), pengujian otomatis, dan pemantauan.
Memfasilitasi pengiriman fitur cepat, mengurangi kesalahan, dan optimasi kinerja.
API:
Memungkinkan aplikasi untuk berkomunikasi dan berbagi data, mengintegrasikan sistem-sistem lama dengan yang lebih baru berbasis cloud.
Memungkinkan pembagian aplikasi monolitik menjadi mikroservis, pengembangan yang dapat diskalakan, dan pengalaman pengguna yang lebih baik melalui aplikasi mobile dan web.
Memberikan akses kepada mitra untuk data dan fungsionalitas tertentu.
Lima pertanyaan penting untuk perusahaan ketika merencanakan Apps Modernization
Ketika melakukan perencanaan untuk application modernization, setidaknya ada lima pertanyaan fundamental yang bisa digunakan agar prosesnya dapat berjalan sesuai dengan ekspektasi perusahaan secara keseluruhan.
Fitur mana dari perangkat lunak eksisting yang masih efektif?
Strategi apa yang ingin diterapkan untuk memodernisasi aplikasi eksisting atau legacy apps?
Apa tujuan yang ingin dicapai dari proses modernisasi untuk aplikasi perusahaan?
Bagaimana modernisasi ini akan membantu kita mencapai tujuan tersebut?
Apa langkah-langkah yang harus diambil dalam proses modernisasi untuk legacy system yang ada?
Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, organisasi dapat menghindari kesalahan umum yang terkait dengan legacy system modernization.
7 Langkah Strategi untuk Application Modernization
Bisnis dapat mengikuti 7 langkah strategi berikut untuk mengevaluasi legacy system yang ada sebelum mereka memilih layanan modernisasi aplikasi. Setelah tahapan tersebut selesai, mereka dapat fokus pada penentuan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Langkah 1: Evaluasi Sistem Legacy
Gartner merekomendasikan mengevaluasi sistem legacy berdasarkan enam faktor utama:
Apakah aplikasi legacy tidak lagi memenuhi kebutuhan bisnis dalam lingkungan yang kompetitif saat ini atau bahkan menjadi penghambat kesuksesan? Jika iya, maka sudah saatnya untuk dimodernisasi.
Apakah aplikasi ini meningkatkan total biaya kepemilikan atau mengenalkan risiko yang tidak perlu? Jika ya, maka sudah waktunya untuk diperbarui.
Semakin banyak faktor yang terpenuhi, semakin besar manfaat dari modernisasi aplikasi legacy.
Langkah 2: Menentukan Masalah
Jika sistem legacy tidak lagi sesuai dengan kebutuhan organisasi atau IT saat ini, maka perlu untuk merumuskan masalah dengan lebih rinci. Fokus pada hal-hal apa yang menyebabkan masalah bagi pengguna (pelanggan atau karyawan).
Namun, penting juga untuk memahami apa yang berfungsi baik dalam perangkat lunak legacy. Pemahaman ini dapat membantu menentukan pendekatan modernisasi yang tepat.
Langkah 3: Evaluasi Modernisasi Aplikasi
Setelah kesempatan untuk memodernisasi aplikasi legacy terlihat jelas dan masalahnya sudah terdefinisikan, langkah berikutnya adalah memutuskan cara memperbarui aplikasi. Ada tujuh pendekatan untuk modernisasi aplikasi, yang disebut “7 R”:
A. Pertahankan / Encapsulate
B. Pindah Tempat
C. Replatform
D. Refactor
E. Rearchitect
F. Rebuild
G. Ganti
Organisasi dapat memilih pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Langkah 4: Pilih Pendekatan Modernisasi Aplikasi
Untuk memilih di antara tujuh opsi, Anda perlu mengevaluasi berbagai faktor seperti beban kerja, arsitektur, biaya, risiko, operasi, dan keamanan. Faktor-faktor ini akan bervariasi tergantung pada prioritas masing-masing organisasi.
Langkah 5: Siapkan untuk Pertumbuhan dan Perubahan di Masa Depan
Organisasi harus siap menghadapi perubahan yang terus menerus dalam lingkungan bisnis. Penting untuk memilih pendekatan modernisasi yang fleksibel agar dapat menyesuaikan diri dengan perubahan ke depannya.
Langkah 6: Tentukan Partner atau Vendor yang Sesuai
Karena sebagian besar organisasi tidak memiliki sumber daya internal yang cukup untuk melakukan modernisasi sendiri, penting untuk memilih vendor modernisasi yang tepat. Cari vendor yang memiliki keahlian dalam transformasi digital dan pengalaman dalam berbagai pendekatan modernisasi.
Langkah 7: Monitoring Prosesnya
Setelah proyek dimulai, penting untuk secara berkala menguji dan mengoptimalkan aplikasi untuk memastikan bahwa tidak ada masalah selama transisi. Hal ini juga penting untuk memastikan bahwa aplikasi dapat beradaptasi dengan perubahan kebutuhan di masa depan.
Mengapa ICS Compute Pilihan Tepat untuk Modernisasi Aplikasi Anda?
Untuk organisasi yang mencari partner yang dapat membantu dalam proses modernisasi aplikasi, ICS Compute adalah pilihan yang tepat. Dengan pengalaman memigrasikan lebih dari 400 Apps Modernization ke AWS, termasuk workload dari perusahaan besar seperti Erajaya, Mitra Keluarga, dan banyak lainnya, ICS Compute menjadi penyedia layanan modernisasi aplikasi terdepan dan terpercaya di Indonesia. Engineer ICS Compute memiliki pengalaman mendalam dalam berbagai teknologi modernisasi, seperti cloud, container, microservices, DevOps, dan lainnya.
Selain itu, ICS Compute menawarkan berbagai layanan terkait yang dapat mendukung perusahaan dalam mengoptimalkan kinerja aplikasi mereka. Mulai dari konsultasi strategis, desain arsitektur yang sesuai, hingga implementasi dan pemeliharaan, ICS Compute menyediakan solusi yang holistik untuk memastikan kesuksesan dalam proses modernisasi aplikasi.
Dengan memilih ICS Compute sebagai mitra modernisasi aplikasi, perusahaan dapat memperoleh manfaat dari pengalaman yang teruji, dukungan teknis yang andal, dan hasil yang dapat diandalkan dalam menghadapi tantangan transformasi digital.